sodaranya iblis


sedikit berbagi, begitu berati…

illustrasi (mbahmusih.blogspot.com)

Ada sedikit oleh-oleh cerita dari malam minggu indah itu kemarin, ketika tausiyah terakhir yang di bawakan oleh pimpinan Ponpes At-Tarbiyah Cipakancilan, Cisarua Bogor. Nama beliau saia lupa, karena memang ingatan saia juga terbatas. Dalam tausiyah yang cukup singkat itu, saia mendapat beberapa cerita dongeng yang penuh hikmah. Ditengah rasa kantuk yang sangat kuat merangsek masuk dan mencekik kesadaran saia, ditambah suasana malam yang semakin dingin. Acara tausiyah dalam rangka peringatan Isro Wal Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam di adakan di luar ruangan, sebuah lahan kosong yang hanya beralaskan terpal, tikar, karpet seadanya tidak mengurangi kekhusyu’an kami mendengarkan siraman rohani dari para Habaib yang datang.

Setengah mengantuk memang saia mendengarkan. Tapi pada saat ceramah yang terakhir itu, rada cenghar dibuatnya sebab apa? Karena beliau saat itu juga menyinggung sebagian besar jama’ah yang tertidur atau pun sekedar terkantuk-kantuk ketika sedang mendengarkan tausyiah. Apa sih sindiran beliau sehingga sebagian kecil jama’ah yang terkantuk (termasuk saia) mendadak harus menyegarkan diri sendiri biar terjaga. Tak lain beliau menerangkan bahwa orang yang sedang menuntut ilmu atau sedang menghadiri majlis ilmu seperti mengikuti tausiyah-tausiyah kemudian orang itu tertidur atau mengantuk, katanya orang itu adalah sodaranya setan. Sontak yang masih dalam keadaan setengah sadar itu, beranjak bangun dan duduk sila kembali dengan tegap. Sembari melemparkan pandang ke arah sekeliling jam’aah yang ternyata semuanya sudah terjaga kembali.

Beliau memaparkan, al-kisah ada seorang janda yang mempunyai anak satu yang sakit-sakitan melulu atau sedang sakit keras (lupa-lupa ingat soalnya). Karena sudah berusaha kesana kemari masih saja keadaan anak satu-satunya tak kunjung sembuh. Mungkin karena saking putus-asanya, janda itu bernadzar bahwa kalau anaknya sembuh, ia akan bersedekah sama iblis sebesar 100rb. Eh, tak lama nadzarnya pun di kabulkan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Ia pun senang sekaligus bingung karena terlanjur bernadzar seperti itu. Satu sisi ia belum pernah sama sekali melihat wujud iblis seperti apa, membayangkannya saja sudah merinding. Tapi, nadzar itu harus tetap ia jalankan.

Ia ingat bahwa katanya iblis itu adanya dibalik pohon-pohon bambu. Kemudian ia pun pergi sambil membawa uang 100rb untuk kemudian diberikannya pada iblis itu, Tapi ketika ia sampai disana ternyata yang didapati hanya seorang kakek tua yang sedang mengumpulkan bambu. Terjadilah percakapan: “blis..iblis, apa engkau ada disitu…?” Janda tersebut, tidak menyadari sosok kakek tua itu. “nyari iblis mah jangan disini..coba tuh ke ‘leuweung awi’ (maksudnya bagian terdalam dari kumpulan pohon-pohon bambu). Si janda tersebut, akhirnya menuju tempat yang dimaksud. Setelah sampai, diikuti merindingnya seluruh bulu kuduk dan seakan-akan ketakutan itu sudah jelas terlihat.

Muncullah si iblis, bertanya: “mau apa kau wahai manusia mencariku..?”. Dengan raut wajah ketakutan sambil mengigit bibirnya, “saya mau memberikan kamu uang 100rb, karena bernadzar anak saya sembuh” papar janda itu. Iblis menjawab tegas, “aku tidak butuh uangmu wahai manusia, tapi kalo kamu mau berikanlah pada sodaraku saja”. “Siapa sodaramu wahai iblis..” tanya si janda. “datanglah ke majlis-majlis ilmu (pengajian), cari dan lihat orang-orang yang tertidur ketika didalamnya. Itulah sodaraku”.

illustrasi (vi.sualize.us)

Lalu, keesokkan harinya berangkatlah si janda ke majlis ilmu. Mengikuti majlis ilmu dengan maksud mau melihat siapa yang tertidur ketika acara berlangsung. Celingak-celinguk ke sana kemari, mencari-cari siapa orangnya. Eh, ternyata ada satu orang yang sedang tertidur, akhirnya setelah acara dimajlis ilmu selesai. Si janda mendatangi orang tersebut, kemudian memberikan 100rb kepadanya. Dengan terheran-heran orang itu bertanya,”kenapa kau memberikan uang 100rb buatku”. Si janda itu kemudian menjawab, “karena kamu adalah sodaranya iblis….” Sambil menjelaskan cerita dia bertemu dengan iblis. Nah, kira-kira apa reaksi si orang tersebut?

Silakan kawan-kawan menjawabnya sendiri, yang pasti saia dan jama’ah lain lalu berusaha membetulkan posisi duduk sila agar tetap terjaga ketika beliau memberikan tausiyahnya. Dengan adanya sindiran tersebut, setidaknya kita (para pencari dan pembelajar) yang haus akan ilmu jangan sampai menjadi sodaranya iblis. Tapi kalau kawan-kawan mau disuap dengan 100rb silakan saja, saia tidak akan memaksa.

Mudah-mudahan bermanfaat.

7 thoughts on “sodaranya iblis

  1. adaw, kok saya nggak pernah ketemu janda itu yah, ayo dong suruh ke tempat saya, saya sering tidur lho eh kamsdunya sering ketiduran :p

    sungguh ceritanya menohok masnya, ingspiratip dan ustadnya bisa aja nyindirnye yah

    tapi nggak tau kenapa yah, kalo setiap cermaah jumat saya sering ngantuk apalagi tau sendiri kalo di mesjid tuh anginnya sepoi2 semriwing gimana gituh, ah sungguh cobaan berat sekali itu 😀

Leave a reply to yisha Cancel reply